Hak asasi manusia adalah mendapatkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas, adil dan merata. Salah satu pemikiran Plato bahwa dalam tiap-tiap
negara segala golongan dan segala orang-orang adalah alat semata-mata untuk
kesejahteraan semuanya yang akan menjadi tujuan yang sebenarnya. Menurut Plato,
pendidikan anak-anak dari umur 10 tahun ke atas menjadi urusan negara, supaya
mereka terlepas dari pengaruh orang tuanya.
Dasar yang terutama bagi pendidikan anak-anak ialah gymnastic (senam) dan musik. Tetapi gymnastic didahulukan kaerena Gymnastic menyehatkan badan dan pikiran. Kesehatan badan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal artinya bagaimana tubuh manusia dapat merespon bibit penyakit dan dan bagaimana prilaku hidup sehat. Faktor eksternal terkait bagimana bibit penyakit dan berbagai macam faktor lainnya yang dapat membuat tubuh menjadi sakit. Metode ilmiah dalam pencarian penyebab sakit dan menjaga kesehatan selanjutnya diperoleh melalui aliran filsafat empirisme Aristoteles.
Dasar yang terutama bagi pendidikan anak-anak ialah gymnastic (senam) dan musik. Tetapi gymnastic didahulukan kaerena Gymnastic menyehatkan badan dan pikiran. Kesehatan badan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal artinya bagaimana tubuh manusia dapat merespon bibit penyakit dan dan bagaimana prilaku hidup sehat. Faktor eksternal terkait bagimana bibit penyakit dan berbagai macam faktor lainnya yang dapat membuat tubuh menjadi sakit. Metode ilmiah dalam pencarian penyebab sakit dan menjaga kesehatan selanjutnya diperoleh melalui aliran filsafat empirisme Aristoteles.
Aristoteles berbicara tentang filsafat dan dunia realita.
Pemikiran Aristoteles adalah objektif dan dan realitas, teorinya dibangun
berlandaskan fakta-fakta, ia menemukan sember kebenaran pada
pengalaman. Aristoteles merupakan orang pertama yang menggunakan metoda
historis dalam mempelajari kenyataan sosial. Dia adalah pembangun logika, yaitu
suatu ilmu tentang cara berpikir yang benar, ilmu pengetahuan menurutnya adalah
bangunan pengetahuan yang masuk akal. Logika
Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive
reasoning).
Avicenna adalah salah
satu tokoh kesehatan yang mengagumi filsafat metafisika aristoreles. Avicenna,
seorang ilmuwan Muslim Persia telah menulis banyak makalah ilmiah "Canon
of Medicine", telah digunakan
sebagai referensi besar dunia medis. Dalam Canon, Avicenna menjelaskan tujuan
kedokteran sebagai menjaga kesehatan dan pemulihan ketika sakit. Dia
mendefinisikan kesehatan sebagai sifat atau keadaan yang menghasilkan fungsi
normal tubuh manusia dan menganggap bahwa kesehatan adalah keadaan stabil,
sementara penyakit adalah lebih dari sebuah konsep variabel.
Perkembangan ilmu di era modern juga dikembangkan dalam bidang
kesehatan. Profesor Winslow dari Universitas
Yale (Leavel and Clark, 1958) mendefinisikan bahwa ilmu
kesehatan masyarakat dari adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi
melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi
lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang
kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini,
pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar
setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga
kesehatannya.
Deklarasi Alma
Ata 1978 merupakan bentuk kesepakatan bersama antara 140 negara (termasuk
Indonesia), adalah merupakan hasil Konferensi Internasional Pelayanan Kesehatan
Primer (Primary Health Care) di kota Alma Ata, Kazakhstan. Isi pokok deklarasi
ini, bahwa Pelayanan Kesehatan Primer (Dasar) adalah merupakan strategi utama
untuk pencapaian kesehatan untuk semua (Health for all), sebagai bentuk
perwujudan hak asazi manusia. Deklarasi Alma Ata juga menyebutkan bahwa untuk
mencapai kesehatan untuk semua tahun 2000 adalah melalui Pelayanan Kesehatan
Dasar, yang sekurang-kurangnya mencakup 8 pelayanan dasar, yaitu : 1.
Pendidikan kesehatan (Health education). 2. Peningkatan penyediaan makanan dan
gizi. 3. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar. 4. Pelayanan kesehatan ibu
dan anak termasuk keluarga berencana. 5. Imunisasi . 6. Pencegahan dan
pemberantasan penyakit endemic. 7. Pengobatan penyakit-penyakit umum. 8.
Penyediaan obat esensial.
Pergeseran paradigma pengetahuan dari Cartesian-Newtonian menjadi
Holisme-Dialogis juga terjadi dalam bidang kesehatan. Terjadinya penyakit dan
mempertahankan hidup sehat tidak hanya dipandang dari sisi yang linear dan
reduksional tetapi juga telah memahami bahwa faktor lain dan interaksi sistemik
menjadi faktor yang sangat penting. Oleh karena itu pembangunan kesehatan mulai
lebih mengarahkan partisipasi masyarakat dengan mengandalkan sumberdaya dan
kearifan lokal. Salah satunya adalah melalui program Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (Posyandu) dan Desa Siaga. Kemandirian masyarakat dalam hal
pendegahan penyakit dan diagnose cepat sebuah wabah secara signifikan dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Perencanaan pembangunan kesehatan dewaasa ini perlu memperhatikan hubungan antara struktur
sosial dengan produksi dan distribusi kesehatan masyarakat modern. Terdapat
hubungan yang kompleks antara eksplanasi biologi dan individualistik mengenai
apa saja yang menyebabkan sakit dan penyakit. Pembangunan kesehatan juga perlu
mengkaji dampak sosiologis antara lain dampak kelas, gender dan entitas
terhadap distribusi dan produksi penyakit dalam rangka menjamin pelayanan
kesehatan yang berkeadilan
Referensi:
Asmoro Achmadi (2010), Filsafat Umum,
Rajawali Pers, Jakarta
Hikmawan,2010 Deklarasi Alma Ata http://hikmawan-s-fkm11.web.unair.ac.id
/artikel_detail-63423-Kesehatan Deklarasi%20Alma% 20Ata.html diakses 2 November
2014 pukul 23.00
Kevin White (2012), Pengantar
Sosiologi Kesehatan dan Penyakit, Rajawali Pers, Jakarta
Mappadjantji Amin.A (2005), Kemandirian
Lokal, PT SUN, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar