Pages

Rabu, 17 Desember 2014

KORELASI FILSAFAT, TEORI DAN KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN



Hak asasi manusia adalah mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adil dan merata. Salah satu pemikiran Plato bahwa dalam tiap-tiap negara segala golongan dan segala orang-orang adalah alat semata-mata untuk kesejahteraan semuanya yang akan menjadi tujuan yang sebenarnya. Menurut Plato, pendidikan anak-anak dari umur 10 tahun ke atas menjadi urusan negara, supaya mereka terlepas dari pengaruh orang tuanya.
Dasar yang terutama bagi pendidikan anak-anak ialah gymnastic (senam) dan musik. Tetapi gymnastic didahulukan kaerena Gymnastic menyehatkan badan dan pikiran. Kesehatan badan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal artinya bagaimana tubuh manusia dapat merespon bibit penyakit dan dan bagaimana prilaku hidup sehat. Faktor eksternal terkait bagimana bibit penyakit dan berbagai macam faktor lainnya yang dapat membuat tubuh menjadi sakit. Metode ilmiah dalam pencarian penyebab sakit dan menjaga kesehatan selanjutnya diperoleh melalui aliran filsafat empirisme Aristoteles.
Aristoteles berbicara tentang filsafat dan dunia realita. Pemikiran Aristoteles adalah objektif dan dan realitas, teorinya dibangun berlandaskan fakta-fakta, ia menemukan sember kebenaran pada pengalaman. Aristoteles merupakan orang pertama yang menggunakan metoda historis dalam mempelajari kenyataan sosial. Dia adalah pembangun logika, yaitu suatu ilmu tentang cara berpikir yang benar, ilmu pengetahuan menurutnya adalah bangunan pengetahuan yang masuk akal. Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning).
Avicenna adalah salah satu tokoh kesehatan yang mengagumi filsafat metafisika aristoreles. Avicenna, seorang ilmuwan Muslim Persia telah menulis banyak makalah ilmiah "Canon of Medicine",  telah digunakan sebagai referensi besar dunia medis. Dalam Canon, Avicenna menjelaskan tujuan kedokteran sebagai menjaga kesehatan dan pemulihan ketika sakit. Dia mendefinisikan kesehatan sebagai sifat atau keadaan yang menghasilkan fungsi normal tubuh manusia dan menganggap bahwa kesehatan adalah keadaan stabil, sementara penyakit adalah lebih dari sebuah konsep variabel.
Perkembangan ilmu di era modern juga dikembangkan dalam bidang kesehatan. Profesor Winslow dari Universitas Yale (Leavel and Clark, 1958) mendefinisikan bahwa ilmu kesehatan masyarakat dari adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya.
Deklarasi Alma Ata 1978 merupakan bentuk kesepakatan bersama antara 140 negara (termasuk Indonesia), adalah merupakan hasil Konferensi Internasional Pelayanan Kesehatan Primer (Primary Health Care) di kota Alma Ata, Kazakhstan. Isi pokok deklarasi ini, bahwa Pelayanan Kesehatan Primer (Dasar) adalah merupakan strategi utama untuk pencapaian kesehatan untuk semua (Health for all), sebagai bentuk perwujudan hak asazi manusia. Deklarasi Alma Ata juga menyebutkan bahwa untuk mencapai kesehatan untuk semua tahun 2000 adalah melalui Pelayanan Kesehatan Dasar, yang sekurang-kurangnya mencakup 8 pelayanan dasar, yaitu : 1. Pendidikan kesehatan (Health education). 2. Peningkatan penyediaan makanan dan gizi. 3. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar. 4. Pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana. 5. Imunisasi . 6. Pencegahan dan pemberantasan penyakit endemic. 7. Pengobatan penyakit-penyakit umum. 8. Penyediaan obat esensial.
Pergeseran paradigma pengetahuan dari Cartesian-Newtonian menjadi Holisme-Dialogis juga terjadi dalam bidang kesehatan. Terjadinya penyakit dan mempertahankan hidup sehat tidak hanya dipandang dari sisi yang linear dan reduksional tetapi juga telah memahami bahwa faktor lain dan interaksi sistemik menjadi faktor yang sangat penting. Oleh karena itu pembangunan kesehatan mulai lebih mengarahkan partisipasi masyarakat dengan mengandalkan sumberdaya dan kearifan lokal. Salah satunya adalah melalui program Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (Posyandu) dan Desa Siaga. Kemandirian masyarakat dalam hal pendegahan penyakit dan diagnose cepat sebuah wabah secara signifikan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Perencanaan pembangunan kesehatan dewaasa ini  perlu memperhatikan hubungan antara struktur sosial dengan produksi dan distribusi kesehatan masyarakat modern. Terdapat hubungan yang kompleks antara eksplanasi biologi dan individualistik mengenai apa saja yang menyebabkan sakit dan penyakit. Pembangunan kesehatan juga perlu mengkaji dampak sosiologis antara lain dampak kelas, gender dan entitas terhadap distribusi dan produksi penyakit dalam rangka menjamin pelayanan kesehatan yang berkeadilan


Referensi:
Asmoro Achmadi (2010), Filsafat Umum, Rajawali Pers, Jakarta
Hikmawan,2010 Deklarasi Alma Ata http://hikmawan-s-fkm11.web.unair.ac.id /artikel_detail-63423-Kesehatan Deklarasi%20Alma% 20Ata.html diakses 2 November 2014 pukul 23.00
Kevin White (2012), Pengantar Sosiologi Kesehatan dan Penyakit, Rajawali Pers, Jakarta
Mappadjantji Amin.A (2005), Kemandirian Lokal, PT SUN, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar