Pages

Kamis, 04 Juni 2015

ANALISIS SISTEM PELAYANAN PERSALINAN DI DAERAH KEPULAUAN - causal loop



Ekspektasi                  : waktu tempuh rata-rata Ibu Hamil ke Puskesmas < 30 menit
Actual                          : waktu tempuh Ibu Hamil ke Puskesmas > 30 menit
Problem Statemen      : Akses Ibu Hamil menuju pelayanan kesehatan belum memenuhi standar


Dukungan teori:
·         Jarak ke pusat pelayanan dan waktu tempuh memliki dampak signifikan dengan pemanfaatan dan kesehatan. Akses ke Puskesmas hanya mudah bagi mereka yang tinggal dalam jarak satu atau dua kilometer dari Puskesmas (thabrany, dalam untari 2001)
·         Penelitian yang dilakukan oleh WHO di Uganda menunjukkan adanya hubungan antara jarak ke fasilitas kesehatan dengan kejadian malaria (Kate Zinszer dkk 2014) (Bulletin of the World Health Organization 2014;92:178-186. doi: http://dx.doi.org/10.2471/BLT.13 .125260)
·         Penelitian WHO di Distrik Kilifi, Kenya menyimpulkan bahwa jarak dan waktu tempuh ke rumah sakit mempengaruhi rasio kematian anak penderita meningitis.( Jennifer C Moïsi dkk 2010)( Bulletin of the World Health Organization 2011;89:102-111. doi: 10.2471/BLT.10.080796)
·         Minimnya sarana transportasi bahkan tidak ada sama sekali menuju sarana pelayanan kesehatan berpengaruh terhadap tindakan pengobatan penderita. Hal ini akan berakibat kepada usaha pencarian alternative pengobatan lainnya sepertu membeli obat di warung, membuat ramuan sendiri, berobat ke dukun dan lain sebagainya (Hotnida dkk, 2007)
·        Untuk menunjukkan apakah sebuah desa memiliki akses ke rumah sakit terdekat, ya / tidak kriteria yang harus dirumuskan. Diskusi dengan MSc Arif Wismadi (PUSTRAL) menyarankan waktu tempuh maksimal 30 menit dari desa ke rumah sakit. waktu tempuh maksimal 30 menit (tidak darurat) yang tepat. Ini berarti bahwa keluarga pasien dapat pergi untuk mengunjungi pada hari dengan total waktu tempuh satu jam. Wawancara di rumah sakit diverifikasi bahwa ini adalah tentang waktu perjalanan maksimum yang orang siap untuk melakukan perjalanan. . Ketika mereka hidup lebih lanjut, seringkali keluarga akan menginap di rumah sakit semalam (dan jika mereka lebih kaya, mereka menyewa sebuah apartemen di dekatnya) (M.J.J. ‘t Hoen 2010). Di Amerika, waktu tempuh 30 menit juga merupakan standar umum (Bosanac, 1976).

·         Wilayah Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari gugusan pulau-pulau besar dan kecil yang letak satu dengan yang lainnya dihubungkan oleh perairan/laut. Beberapa pulau yang relatif besar diantaranya adalah Pulau Bintan dimana Ibukota Provinsi (Tanjungpinang) dan Kabupaten Bintan berlokasi; Pulau Batam yang merupakan Pusat Pengembangan Industri dan Perdagangan; Pulau Rempang; dan Pulau Galang yang merupakan kawasan perluasan wilayah industri Batam; Pulau Karimun, Pulau Kundur di Karimun, Pulau Lingga, Pulau Singkep di Lingga, Pulau Bunguran di Natuna, serta Gugusan Pulau Anambas (di Kepulauan Anambas). Selain itu Provinsi Kepulauan Riau memiliki pulau-pulau kecil yang hampir tersebar di seluruh kabupaten/kota yang ada, termasuk diantaranya pulau-pulau kecil yang terletak di wilayah perbatasan Negara Indonesia. Keberadaan pulau-pulau terluar ini perlu mendapat perhatian khusus mengingat memiliki kerentanan terhadap masalah keamanan, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian lingkungan hidup. Distribusi geografis dan administratif tersebut mengakibatkan akses masyarakat khususnya ibu hamil ke pelayanan kesehatan terganggu

CAUSAL LOOP 
Akses Persalinan di

 





BLACK BOX MODELS




 WHITE BOX MODELS

DESIGN OUTPUT
Waktu tempuh rata-rata Ibu Hamil ke Puskesmas 30 menit
f.1.2.3 intervensi pada pasien untuk memilih transportasi yg cepat sehingga dapat mencapai puskesmas dengan cepat
f.1.2.4 intervensi pada pasien untuk mendapatkan biaya yang maksimal sehingga pelayanan puskesmas dapat terjangkau
f.2.4    intervensi pada transportasi dalam bentuk jaringan transportasi laut dan darat untuk memudahkan akses pasien
f.3.4    intervensi pada biaya dalam arisan ibu hamil untuk menjamin terjangkaunya biaya pengobatan
f.4.2.1 intervensi pada puskesmas untuk meningkatkan jaringan transportasi melalui ambulans laut/darat sehingga dapat dijangkau
f.4.3.1intervensi pada puskesmas untuk asuransi dan rasionalisasi tarif pengobatan sehingga dapat dijangkau pasien
f.4.1   intervensi pada puskesmas untuk lokasi, sarana prasarana, SDM,tingkat pelayanan, mutu, model pelayanan sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat


INSTRUMEN KEBIJAKAN
Instrumen kebijakan selain melalui Pengarahan/Regulasi dapat melalui:
1.       Tekhnologi
-          Transportasi, perlu dikembangkan transportasi laut yang cepat dan terjangkau.
-          Untuk pelayanan persalinan dengan kasus komplikasi, perlu dikembangkan teknologi video conference sehingga dokter-dokter di Puskesmas dapat melakukan tindakan /operasi melalui kontrol dokter spesialis secara jarak jauh
2.       Kelembagaan
-          Mengembangkan kerjasama melalui CSR dengan perusahaan minyak yang ada untuk penggunaan pesawat terbang/helicopter untuk pasien gawat yang membutuhkan rujukan.
-          Mengembangkan kerjasama dengan organisasi sosial kemasyarakatan untuk penyediaan rumah tunggu ibu hamil di dekat Puskesmas
3.       Ekonomi
-          Menyelenggarakan arisan ibu hamil untuk tambahan biaya transportasi dan akomodasi lainnya
4.       Pendidikan
-          Untuk mengurangi prilaku masyarakat yang melakukan persalinan di dukun, maka diperlukan strategi pendidikan kebidanan yang sasarannya adalah putrid-putri dari dukun bersalin itu sendiri.
-          Pendidikan kebidanan harus lebih komprehensif, sehingga bidan-bidan yang ada di pulau dapat melakukan tidakan dengan komplikasi sebelum mendapatkan rujukan dari dokter spesialis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar