Pages

Rabu, 12 November 2014

Pertumbuhan Ekonomi Kota Tanjungpinang



Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB yang dihasilkan suatu daerah pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai PDRB tahun sebelumnya. Nilai PDRB yang digunakan merupakan nilai PDRB atas dasar harga konstan, dengan mengeluarkan pengaruh perubahan harga sehingga perubahan yang diukur merupakan pertumbuhan ekonomi

 Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.  Analisis pertumbuhan ekonomi diperlukan untuk menjadi indikator kemajuan dan kesejahteraan sebuah negara atau wilayah dan pertanda tumbuh-kembangnya aktifitas ekonomi sebuah negara atau wilayah serta diharapkan akan memberi kontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja. Menurut Schumpeter, pertumbuhan ekonomi adalah pertambahan output (pendapatan nasional) yang disebabkan oleh pertambahan alami dari tingkat pertambahan penduduk dan tingkat tabungan. Sedangkan menurut beberapa pakar ekonomi pembangunan, pertumbuhan ekonomi adalah merupakan istilah bagi negara yang telah maju untuk menyebut keberhasilan pembangunannya, sementara itu untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi mengkaitkan dan menghitung antara tingkat pendapatan nasional dari satu periode ke periode berikutnya. Angka pertumbuhan ekonomi umumnya dalam bentuk prosentase dan bernilai positif, tapi mungkin saja bernilai negatif (mislakan saja pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 1998 minus sekitar 4 – 6 %). Negatifnya pertumbuhan ekonomi tentu saja disebabkan adanya penurunan yang lebih besar dari pendapatan nasional tahun berikutnya diabndingkan dengan tahun sebelumnya.
Kota Tanjungpinang  adalah ibukota Provinsi Kepulauan Riau, terletak di Pulau Bintan. Kota Tanjungpinang  dijadikan daerah penyangga Kerajaan Bentan yang merupakan pusat perdagangan dan pelayaran, dijadikan pula sebagai pusat perdagangan oleh Belanda untuk menyaingi Singapura yang dikuasai Inggris. Letak geografis Kota Tanjungpinang sangat stategis, yaitu pada posisi silang perdagangan dan pelayaran dunia, antara timur dan barat, antara Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan, menjadi aset berharga yang turut berperanan terhadap pertumbuhan perdagangan.
Secara geografis wilayah Kota Tanjungpinang terletak antara 0° 51’ 30” - 0° 59’ 8” Lintang Utara dan 104° 24’ - 104° 34’ Bujur Timur dengan luas wilayah 239,5 km2 dengan batas- batas sebagai berikut :
      Batas Utara     :Kabupaten Bintan
      Batas Selatan   :Kabupaten Bintan, dan Batam
      Batas Timur     :Kabupaten Bintan
      Batas Barat     :Kabupaten Bintan, dan Batam
Kota Tanjungpinang terdiri dari 4 kecamatan yaitu Kecamatan Bukit Bestari, Kecamatan Tanjungpinang Timur, Tanjungpinang Kota, dan Tanjungpinang Barat seluas 239,5 km2 dengan jumlah penduduk keseluruhan sejumlah 137.356 jiwa. Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Tanjungpinang Timur (83,5 km2) sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Tanjungpinang Barat (34,5 km2).
Berikut merupakan gambaran PDRB Kota Tanjungpinang atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2009 hingga tahun 2012.



Tabel 1
Tabel PDRB Kota Tanjungpinang Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2009-2013

LAPANGAN USAHA
2009
2010
2011
2012
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
46,880.44
48,185.06
49,956.35
51,638.72
Pertambangan dan Penggalian
1,313.41
1,358.19
1,400.51
1,445.19
Industri Pengolahan
536,879.70
568,750.56
595,880.70
635,501.99
Listrik, gas dan air bersih
14,645.19
17,702.76
18,793.15
20,824.23
Bangunan
337,794.15
370,526.40
417,436.66
460,576.62
Perdagangan, hotel dan restoran
661,444.05
707,083.05
747,844.57
798,807.37
Pengangkutan dan Komunikasi
375,598.67
401,136.40
432,492.34
460,865.64
Keuangan, Persewaan dan Jasa
189,928.13
205,087.63
223,169.77
238,910.72
Jasa-Jasa
198,804.22
210,875.70
222,523.49
232,824.16
TOTAL
2,363,287.96
2,530,705.75
2,709,497.54
2,901,394.64
Sumber: data primer analisis laporan BPS Tanjungpinang
            Berdasarkan tabel diatas maka dapat dihitung tingkat pertumbuhan ekonomi dengan metode sederhana yaitu
 
            Perhitungan diatas menunjukkan bahwa petumbuhan ekonomi Kota Tanjungpinang pada tahun 2012 sebesar 7,08. Hal ini menunjukkan bahwa lapangan usaha tertentu telah tumbuh secara signifikan. Gambar berikut menunjukkan pertumbuhan lapangan usaha di Kota Tanjungpinang
Gambar 1
Grafik PDRB Kota Tanjungpinang Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2009-2012

Grafik diatas menunjukkan bahwa lapangan usaha tertinggi yang berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi adalah perdagangan, hotel dan restoran; industri pengolahan; pengangkutan dan telekomunikasi; dan bangunan; memperhatikan trend dalam empat tahun terakhir maka terlihat bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran; industry pengolahan; serta pengangkutan dan komunikasi cenderung stabil. Sedangkan sektor  bangunan mengalami peningkatan yang signifikan.
Jika lapangan usaha dikelompokkan menjadi sektor  primer, sekunder dan tersier maka distribusi pertumbuhan ekonomi digambarkan sebagai berikut
Gambar 2
Grafik PDRB Kota Tanjungpinang Menurut Jenis Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2009-2012
                      Sumber: data primer analisis laporan BPS Tanjungpinang
Gambar diatas menunjukkan bahwa lapangan usaha yang berkontribusi tertinggi terhadap pembangunan ekonomi di Kota Tanjungpinang adalah sekor Jasa dan pertumbuhan dalam empat tahun terakhir cenderung stabil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar